get this widget here

Saturday, 31 January 2015

Perjalanan Nol Besar

Karya: I Putu Supartika

Perjalanan dari nol hingga ke nol lagi

Aku yang rabun atau waktu yang salah menunjukkannya
Hingga terlihat kacau di bola mataku
Seperti benang yang lupa lilitannya
Dari deburan ombak itu tiada hingga diadakan lagi
Dari garis khatulistiwa yang hanya benang-benang kusut hingga jadi garis nol derajat di peta
Dari umbul-umbul tergeletak di jalanan hingga berdiri tegak
Dari bendera yang tak pernah berkibar hingga menempati ujung tiang
Aku saksikan tentang sebuah perjalanan nol besar
Sebuah pembangunan yang entah dengan kemajuan atau kemunduran
Yang membuat kolong-kolong jembatan menjadi rumah kehidupan
Dan kali dengan air kecoklatan

Dari nol menjadi nol
Perubahan yang jalan di tempat
Macet
Tergencet arus kepentingan pribadi
Yang digantung setinggi-tingginya di atas ubun-ubun
Dipuja
Diusung
Diagung-agungkan

Penjajahan masih tumbuh subur
Kelaparan dan korupsi adalah penjajah yang berbahaya
Perebutan kursi berukir emas adalah awal penjajahan
Dan akhirnya tak pernah ketemu
Karena perputaran waktu yang terjadi bagai cakra Wisnu
Bagai lingkaran setan yang paling setan di antara kaum setan

Perjalanan nol besar
Buat jalan-jalan yang berlubang
Perut-perut yang kelaparan
Bayi-bayi tanpa orang tua
Bau perselingkuhan yang menusuk merasuk ke lubang hidung
Lokalisasi-lokalisasi gelap di kota-kota
Petani-petani desa yang merugi
Orang-orang kaya yang dapat raskin
Serangan fajar yang menyusup menyelinap
Transaksi-transaksi di bawah meja
Amplop-amplop hitam yang masuk kantong
Janji-janji kampanye yang terlupakan atau sengaja di lupakan

Perjalanan nol besar

Saat lampu-lampu di kota begitu terang
Di desa tak ada lampu yang menyala
Hanya suara anjing yang menyalak
Di saat perekonomian mengalir lancar di kota besar
Di desa terpencil macet tanpa ada solusi
Di saat kota-kota berdandan cantik dengan tampilan nyentrik masa kini
Di desa masih compang-camping
Bagaikan diriku yang baru bangun tidur

Perjalanan nol besar
Untuk tikus-tikus rakus
Kucing-kucing yang lari terkencing-kencing
Dan pintu-pintu rumah yang bolong

Lalu buat wajah bertopeng yang duduk di singgasana
Salam nol besar buatmu

Selumbung, 3 Juli 2014






0 comments:

Post a Comment